Overwatch League franchise Boston Uprising announced it would make changes to its coaching staff during the offseason. With the Boston team placing second to dead last in Season 2 of the Overwatch League, this was probably a step in a good direction. Now, the Uprising has parted ways with assistant coaches Jordan “Gunba” Graham and Jackson “Shake” Kaplan. The team has also brought on Ilias “iLka” Kaskanetas as their newest assistant coach.

In addition to new Head Coach Mineral, our coaching staff will look a little different in 2020.
Coaching staff announcements: https://t.co/Pbb1hafA57 pic.twitter.com/jZw4kR3RvG
— Boston Uprising (@BostonUprising) October 4, 2019

Assistant coach change

The two previous assistant coaches had experience competing in a player role. Jackson “Shake” Kaplan started his competitive Overwatch career in 2016 on Gale Force Esports. He later competed under Code 7, Team SoloMid, Complexity Gaming, and Counter Logic Gaming. However, with the start of the franchised Overwatch League, CLG disbanded its entire Overwatch team. Shake left for the Boston Uprising while other teammates left for teams like the Los Angeles Gladiators and Contenders team EnVision Esports.

Jordan “Gunba” Graham also had his start in 2016, but he had previous coaching experience before joining the Boston Uprising. He competed under teams like Untitled Spreadsheet, Tempo Storm AUS, JAM Gaming, Fusion Girls, and Blank Esports. He later transitioned to a role as a coach on the Los Angeles Valiant but was released before the start of Season 2. While the Uprising competed under the direction of the two assistant coaches, it managed to obtain 5 – 8th during the Stage 1 Playoffs. However, in the grand scheme of things, the team only achieved 8 wins throughout the entire season.

Boston Uprising

“My goal for the new year is to dedicate myself into turning this all around and to help the team climb up the ranks,” said Ilias T. “iLka” Kaskanetas in a press release. “I’m also very keen on self-improvement, so I think being a part of the Overwatch League will help me grow a lot as a coach and as a person. I am certain we can achieve big things with hard work and head coach Mineral’s leadership.”

The Boston Uprising’s newest coach in Ilias T. “iLka” Kaskanetas seems like a better choice. iLka has a vast amount of experience in coaching roles. The Greek coach and former support player first started competing in 2018. After playing on Wind and Ran and Freefall, he went back to his first organization in a coaching role. He has since coached for teams like CIS Hope, Winstrike, One PoinT, Atlanta Reign’s academy team, and Contenders team Angry Titans.

While the results of the Contenders teams aren’t the best, the Uprising recently acquired Vytis “Mineral” Lasaitis as the head coach. The former Florida Mayhem head coach will fill the head coach role as the team looks to reestablish themselves in Season 3.

The Boston Uprising is also in the middle of moving to their home city, where the new league will require teams to host home and away games. Will you be checking out any of the two home games that the Uprising will host? Let us know if you are, and keep up with Daily Esports for all of your Overwatch coverage.

MPL Season 4 – Dengan Spell Arrival, Alter Ego Sanggup Habisi Onic Esports di Mobile Legends!

MPL Season 4 yang saat ini sedang memasuki minggu ke 7nya menghadirkan banyak sekali pertandingan yang mengejutkan para pemainnya. Pada minggu ke 6 di ajang kompetitif dinamis tersebut, sebuah grup bernama Alter Ego berhasil mencuri perhatian berkat kemahiran serta strategi yang mereka pakai untuk menghancurkan para musuh – musuhnya.

Tim yang menjadi korban dari strategi tersebut adalah EVOS Esports yang menjadi juara favorit setelah berhasil menunjukan performa yang luar biasa hebatnya di kompetisi bergengsi tersebut., dan ONIC Esports yang menjadi raksasa yang tak terkalahkan di musim sebelumnya dan berhasil mengantongi gelar MPL ID S3, dan MSC 2019 beberapa saat yang lalu.

Padahal Alter Ego sendiri sebelumnya menginjak posisi ke 5 hingga pekan ke 5 MPL season tersebut, sehingga Banyak pertanyaan yang menghampiri tim tersebut, terlepas dari torehan yang produktif namun ‘nyaman’ di papan tengah. Pasalnya, Alter Ego memiliki statistik yang baik dalam segi Kill, bahkan terbaik kedua setelah RRQ. Setidaknya Maungzy dan kawan-kawan sudah menorehkan 319 kill yang menandai agresivitas dari tim tersebut. Selain itu, Alter Ego juga menempati peringkat kedua hampir di segala aspek, sebut saja segi Assist dan segi Death. Terhitung, Alter Ego sudah mengantongi 700 Assist dan 348 Death sampai pekan keenam.

Mengulik aksi Alter Ego menjadi tim yang dikagumi di pekan ke-6 lalu, banyak pertanyaan mengenai strategi dan cara Alter Ego membungkam para tim favorit juara tadi. Shoutcaster MPL ID Season 4, Abednego Ansel turut memberikan pendapatnya mengenai performa dominan Maungzy dkk. “Menurut analisa pribadi saya, Alter Ego memiliki strategi yang cerdik dan pintar untuk membuat kesempatan yang bagus dan juga jeli melihat kekurangan dari musuh. Nah, dari celah atau kekurangan yang dimanfaatkan Alter Ego, menjadi strategi utama dari untuk melawan tim sekelas EVOS dan ONIC,” ujar Ansel.

Alter Ego memang memiliki strategi yang unik dengan memusatkan pertahanan dan perlindungan kepada satu core. Terhitung, Celiboy mampu mengukuhkan status sebagai pemain dengan kill terbanyak sebanyak 127 kali. “Tim Alter Ego paham dengan celah atau kekurangan dari tim ONIC dan EVOS. Sebut saja dalam kasus melawan ONIC, skor 2-1 yang diamankan Alter Ego, Rmitchi dkk. memanfaatkan turunnya performa dari seorang Udil beserta Psychoo. Bahkan, menurut saya Antimage, Sasa, dan Drian juga memiliki performa yang tidak cukup baik belakangan ini. Karena kita sempat liat beberapa kali Udil terkena pick-off kecil yang malah membuat tim AE membalikkan keadaan,” lanjut Ansel. Memang dalam pertandingan melawan Alter Ego, beberapa pilar penting seperti Antimage dibuat tidak berdaya oleh Maungzy dan rekannya. Terhitung, Thamuz dari Antimage sempat dibuat kewalahan dengan skor 1-7-1 dan meraih overall score yang buruk, yaitu 3.0.

Hal ini menjadi strategi efektif dan nyata dari Alter Ego. Sedangkan untuk EVOS, performa apik mereka menjadi sebuah penampilan yang tidak disangka – sangka. Performa dari Celiboy “The Miracle Boy” mampu meng-outplay tim EVOS. Tak hanya itu, peran Maungzy yang sangat luar biasa dan tidak lupa Caesius dengan cemerlangnya bermain Support/Tank. Terhitung, Caesius memiliki assist sebanyak 161 dan Akai menjadi prioritas dan hero signature dari mantan pemain Louvre tersebut.

Ansel juga menambahkan bahwa pemain yang menjadi sorotan sekaligus layak diberi sambutan lebih jatuh kepada Rmitchi. “Super duper unexpected! Penggunaan Arrival serta permainan Terizla (Video by ERNAN NETWORK menit ke : 16:15) yang sangat luar biasa gahar dari seorang Rmitchi. Keputusan yang sangat bagus oleh Rmitchi, mungkin karena pengalaman yang sudah banyak, memang orang tua itu keputusanya benar dipikir ke depan.” Kerennya, Rmtichi mampu menemukan timing yang tepat untuk menggunakan Arrival. Pada saat skill stun Lolita telah selesai digunakan sehingga spell tersebut tidak dapat dibatalkan, meninggalkan Claude dan Lolita sendiri dan memulai pertempuran/war di tempat lain. Sehingga damage dealer dari musuh berkurang 1, dan Alter Ego lebih gampang menghabisi lawan.

Terizla dari Rmtichi memang menjadi kunci dan mampu memainkan tempo dengan cerdik. Pada pertandingan ONIC vs Alter Ego, Rmitchi mampu menghasilkan assist terbesar sebanyak 12 kali. Berbanding terbalik dengan Anti Mage yang bermain offlane dengan buruk setelah combo Karrie dan Khufra dari sisi Alter Ego. Udil juga belum mampu memberikan permainan terbaiknya saat menggunakan Lunox. Terhitung hingga saat ini Alter Ego memiliki statistik yang melonjak tajam dengan win ratio sebesar 64%: 7 kemenangan dan 4 kekalahan. Terpaut 1 kemenangan dengan EVOS dan RRQ yang mengisi tangga klasemen teratas. Alter Ego sendiri akan bermain pada hari Minggu (12/9/2019) melawan Geek Fam yang jadi juru kunci klasemen sementara. Mengingat kans lolos yang hampir mustahil dari Geek Fam dan Genflix Aerowolf, rasanya Alter Ego akan bermain lebih lepas.

Mampukah Alter Ego kembali menjaga win streaknya hingga pekan ke-7 di MPL ID S4? Akankah Aura Esports kembali memberi kejutan kepada EVOS? Dan, apakah Alter Ego mampu merebut bangku nyaman di puncak klasemen MPL ID S4? Jangan lupa untuk terus saksikan Regular Season MPL ID S4 yang dipersembahkan oleh Xiaomi Blackshark dan disponsori oleh Dana di setiap akhir pekan (Jumat, Sabtu dan Minggu) secara langsung di MPL Arena (XO Hall Markas) ataupun Live Streaming-nya hanya di Facebook Fanpage Mobile Legends: Bang Bang.

Saksikan juga acara utama MPL ID Season 4 Grand Finals yang mempertemukan 6 tim Mobile Legends terbaik Indonesia dalam memperebutkan total hadiah lebih dari $300,000 dan bertempat di Tennis Indoor Senayan pada 26-27 Oktober 2019.

Baca lagi artikel terkait Mobile Legend lainnya dan artikel dari penulis kita Jay.
Follow Facebook Fanpages Gamebrott Mobile Legends untuk Memes, Video, dan Artikel lainnya.

Contact Penulis : Jason@gamebrott.com

Can Call of Duty: Mobile compete against Fortnite and PUBG Mobile?

Since the release of Call of Duty: Mobile on both iOS and Android platforms on Oct 1, the massively popular first-person shooter has made quite the name for itself. The mobile game published by Activision and developed by Tencent Games has reached over 35 million downloads and is currently the number 1 game in over 100 countries. This is a great achievement, but can it shake the foundations of competitor titles like Fortnite and PUBG Mobile?

COD Mobile’s success

“This is an incredibly fun experience, and we’re only getting started. Congratulations to the teams at Activision and at our partner Tencent’s TiMi Studios for making such a great game for players. And special thanks to our fans for their continued support,” Activision President Rob Kostich said in a press release. “There is a ton more to look forward to as we release more content and updates.”

Activision’s COD Mobile has surpassed this download count faster than any other mobile first-person or third-person action game. It’s obvious why the game is such a huge hit – it brings the franchise’s iconic, first-person shooter action to a mobile device. Tencent Games’ TiMi Studios combined popular maps, competitive modes, campaign characters, and classic weapons from the entire Call of Duty universe into one game.

Mobile competition

In a report by Niko Partners detailing mobile esports games in 2018, it was shown that mobile gamers in China outnumber PC players at a rate of 2 to 1. There is also a great number of mobile gamers, with 2.53 billion in 2019, compared to 1 billion on PC and 500 million on consoles. Mobile games are easy for casual gamers to play and have a low cost to get started, and more people have phones than computers in the world.

In August of 2018, it was revealed that PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile had surpassed 100 million downloads by the four-months mark. It was also shown that the Fortnite: Battle Royale Mobile app had surpassed 100 million downloads in 138 days, which is around 4.5 months. However, the top mobile game is neither Fortnite nor PUBG Mobile.

The top games include China’s Arena of Valor / Honor of Kings and Japan’s Monster Strike. Games like QQ Speed, Lord Mobile: Battle of the Empires, and Clash Royale follow the top two. Seven-year-old game Clash of Clans is right below Clash Royale as well. In comparison, Fortnite was only #9 and PUBG Mobile at #17 for mobile esports game revenue in 2018.

Given the current trajectory of Call of Duty: Mobile, will the game be able to reach 100 million downloads faster than its competitors? And how much of a difference will that make? After all, while the download statistics of the newly released game is impressive, what truly matters is consistent players over time. Let us know what you think, and keep up with Daily Esports for all of your Call of Duty coverage.